, ,

Warga Kota Banjar Ini Kaget Temukan Bunga Bangkai di Depan TPS3R, Dulu Tak Pernah Tumbuh

oleh -70 Dilihat
oleh

Portal Media Kota Banjar — Suasana pagi di Lingkungan Mekarsari, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, mendadak heboh. Sejumlah warga berkerumun di depan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) setelah menemukan bunga bangkai yang tumbuh tegak di tepi jalan.

Penemuan bunga langka dengan bau menyengat itu terjadi pada Kamis (30/10/2025). Warga yang sedang membersihkan area TPS3R tiba-tiba mencium aroma tidak biasa menyerupai bangkai. Setelah ditelusuri, ternyata sumber bau berasal dari bunga besar berwarna ungu kehitaman dengan kelopak lebar dan batang kokoh setinggi hampir satu meter.

“Awalnya dikira ada hewan mati di sekitar sini, karena baunya kuat sekali. Tapi pas dilihat, ternyata bunga bangkai. Dulu tidak pernah tumbuh di sini,” kata Siti Rohmah (52), salah seorang petugas kebersihan TPS3R, saat ditemui di lokasi.

Menjadi Pusat Perhatian Warga

Tak butuh waktu lama, kabar penemuan bunga bangkai ini menyebar cepat lewat media sosial warga Banjar. Puluhan orang berdatangan untuk melihat langsung fenomena langka tersebut. Sebagian bahkan mengabadikan momen itu lewat kamera ponsel.

“Kami baru pertama kali lihat bunga bangkai asli. Selama ini cuma tahu dari berita atau kebun raya,” ujar Agus Prasetyo (31), warga sekitar yang datang bersama anaknya.

Aroma khas bunga itu begitu kuat, tercium hingga radius belasan meter. Namun justru bau menyengat itulah yang membuat warga semakin penasaran. Meski demikian, petugas kebersihan memasang tali pembatas agar warga tidak menyentuh langsung tanaman tersebut.

Menurut warga, area di sekitar TPS3R sebelumnya hanyalah lahan biasa yang sering dipenuhi rumput liar dan tumpukan sampah kering. Tidak ada tanda-tanda tumbuhan besar yang tumbuh sebelumnya. Karena itu, munculnya bunga bangkai di lokasi tersebut dianggap sebagai kejadian luar biasa dan misterius.

Diduga Jenis Amorphophallus paeoniifolius

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar, Heri Kuswandi, yang datang meninjau lokasi, memastikan bahwa tanaman tersebut termasuk keluarga bunga bangkai atau Amorphophallus paeoniifolius, dikenal juga sebagai “suweg raksasa”.

“Dari bentuk fisik, bukan bunga bangkai raksasa seperti yang ada di Kebun Raya Bogor, tetapi spesies lokal yang juga memiliki bau tajam saat mekar. Jenis ini memang bisa tumbuh di area lembap dengan sisa bahan organik yang banyak,” jelas Heri.

Menurutnya, keberadaan bunga itu bisa menjadi indikator bahwa tanah di sekitar TPS3R cukup subur karena kandungan organiknya tinggi. Heri juga menilai fenomena tersebut penting untuk menjadi bahan edukasi lingkungan bagi warga.

“Kami akan pasang papan informasi agar masyarakat tahu bahwa tanaman ini dilindungi dan tidak boleh dirusak. Kalau bisa, nanti kami jadikan lokasi edukasi singkat soal flora langka,” tambahnya.

Bunga Bangkai
Bunga Bangkai

Baca juga: Langkah Nyata Pemkot Banjar dalam Menjaga Eksistensi Seni dan Tradisi Daerah

Peneliti Tanaman: Jarang Mekar di Kawasan Padat Penduduk

Sementara itu, Ahmad Rofiq, peneliti botani dari Universitas Galuh Ciamis, mengatakan bahwa kemunculan bunga bangkai di lingkungan padat penduduk seperti Banjar merupakan hal yang jarang terjadi. Biasanya tanaman ini tumbuh di area hutan lembap atau pekarangan yang jarang disentuh manusia.

“Bisa jadi benihnya terbawa dari bahan organik, seperti tanah atau pupuk kompos yang digunakan di TPS3R. Karena kondisi lingkungannya mendukung, tanaman itu akhirnya tumbuh dan mekar,” kata Ahmad.

Ia menjelaskan bahwa bunga bangkai hanya mekar selama tiga hingga lima hari, lalu layu dan mati. Setelah itu, umbinya akan dorman selama berbulan-bulan sebelum kembali tumbuh di musim berikutnya.

Diharapkan Jadi Daya Tarik Edukasi

Warga setempat kini berharap, penemuan ini bisa menjadi objek wisata edukatif dan bukan sekadar tontonan sesaat. Ketua RW 04 Mekarsari, Endang Sulastri, bahkan berencana menjadikan area sekitar TPS3R sebagai taman mini edukasi lingkungan.

“Selama ini TPS3R identik dengan sampah. Kalau ada bunga langka seperti ini, kita bisa ubah citra tempat ini jadi lebih positif, jadi tempat belajar anak-anak tentang alam,” ujarnya optimistis.

Hingga Jumat sore, bunga bangkai tersebut masih berdiri tegak dengan kelopak yang mulai menghitam di tepinya. DLH dan warga berjaga agar tidak ada yang merusak atau mencabut tanaman itu.

Fenomena langka ini menjadi pengingat bahwa alam bisa tumbuh dan beradaptasi di tempat yang tak terduga — bahkan di depan tempat pengolahan sampah.

“Siapa sangka, bunga langka justru tumbuh di sini. Alam memang selalu punya kejutan,” tutup Siti sambil tersenyum.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.